Prahara Akad Nikah, Maskawin Hilang Pengantin Wanita Pulang



Akad nikah adalah momen indah yang dinanti setiap pasangan. Ketika sudah ditetapkan, maka dua jiwa disatukan untuk mengarungi bahtera rumah tangga.

Namun, bayangkan jika acara akad nikah penuh haru dan sakral itu tidak berjalan sesuai rencana. Ini bukan kisah cinta yang putus di tengah jalan, atau dua minggu lagi akan menikah tapi batal.

Ceritanya, sang pengantin pria sudah siap di depan penghulu untuk mengucapkan 'saya terima nikahnya..', pengantin wanita gadis di belakangnya tebar senyum kepada kerabat dan teman-teman.

Tapi tiba-tiba saja, acara akad nikah tidak dapat dilanjutkan karena album berisi uang hantaran kosong. Siapa yang tidak sedih? Apalagi jumlah uang hantaran dalam album itu tidak sedikit.

Itulah pengalaman yang dibagikan Khairul Hakimin Muhammad saat menjadi fotografer sebuah pernikahan di Malaysia.

Kisah yang dibagikan Khairul ini mungkin bisa jadi pelajaran para calon pengantin di luar sana. Kalau sudah terkait uang, siapa pun bisa lupa diri, termasuk saudara sendiri.

Awalnya Berjalan Lancar


(Ilustrasi: Shutterstock)
(Ilustrasi: Shutterstock)
Ibu pengantin pria menelepon saya beberapa hari sebelum acara akad nikah digelar. Karena pernah jadi juru foto di pesta perkawinan, saya ambil saja tawaran itu.

Sampai di masjid, kedua pengantin diminta untuk mengambil air wudhu dan melakukan sholat 2 rakaat.

Hantaran dan seserahan diatur rapi berderet, sebaris dengan hantaran pihak pengantin wanita.

Setelah semua yang berkepentingan sudah datang, acara pun dimulai. Pak Penghulu duduk bersila di depan meja kecil.

Sementara pengantin wanita diminta duduk agak di belakang pengantin pria. Acara inti baru saja hendak dimulai, mala petaka pun dimulai.

Pak Penghulu Tanya Uang Hantaran


(Ilustrasi: Shutterstock)
(Ilustrasi: Shutterstock)
Entah apa yang ada di benak Pak Penghulu sampai beliau harus tanya, " Boleh saya lihat uang hantaran?"

Pengiring menyorongkan album mirip sebuah buku yang biasanya digunakan untuk menaruh uang hantaran berbentuk aneka rupa.

Album pun diterima Pak Penghulu, dan dibuka halaman per halaman dengan penuh khidmat dan hati-hati.

Pak Penghulu tampak mengernyitkan dahi dan memandang pengantin pria sebelum berbisik kepadanya.

Suasana yang tadinya tenang tiba-tiba dipenuhi orang-orang saling berbisik. Pengantin pria bangun dan menuju ibunya.

Ibunya memegang dada, lalu bangun mau melihat sendiri album tersebut. Ternyata memang kosong.

Pak Penghulu bertanya kepada pengantin pria, yang dijawab, "Seharusnya ada, uang itu kami titipkan di sepupu kami. Dia mengirim album itu pagi ini. Kami tidak sempat membukanya. Dia bilang mau ke klinik, alasan sakit. Tapi kami tidak bisa menghubunginya setelah itu."

Ibu Pengantin Pria Pingsan, Keluarga Mempelai Wanita Pulang

Penghulu tersebut kemudian bertanya kepada mempelai perempuan, "Apakah akan diteruskan atau bagaimana?"

Pengantin perempuan pun menjawab, "Boleh beri kami waktu satu jam? Kalau tidak kita tunda acara ini."

Mendengar jawaban calon menantunya itu, ibu sang pengantin lelaki langsung pingsan. Pengantin perempuan pun menangis tersedu-sedu.

Sementara para tamu hanya diam mematung melihat pemandangan yang menegangkan tersebut.

Suasana terus tidak kondusif. Pengantin pria mondar-mandir. Sebab, duit hantaran RP12 ribu atau sekitar Rp42 juta hilang begitu saja.

Setelah satu jam, pengantin perempuan dan keluarganya berdiri dan meninggalkan masjid. Sang ayah bersikeras tak mau menikahkan sang anak apabila uang hantaran itu tak diberikan sebelum pernikahan.

Semua orang di masjid itu kemudian kembali duduk. Saling pandang. Sedangkan pengantin pria duduk sambil menyandarkan badan ke dinding masjid.

Setelah itu, sang pengantin lelaki menangis sejadi-jadinya. Sementara, sang bapak berusaha menenangkan anaknya itu sambil menepuk-nepuk punggungnya.

Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==