Uniknya Tradisi Pernikahan Anggota Pemadam Kebakaran di Kota Malang



UPT Pemadam Kebakaran (PMK) atau Damkar Kota Malang 'mantu'.

Acara 'mantunya' PMK Kota Malang ini terbilang unik karena pengantin diarak berkeliling di sejumlah ruas utama Kota Malang, Minggu (23/3/2018).

Sepasang pengantin itu diarak memakai mobil 'blangwir/brandweer' lawas yang beberapa bulan terakhir menjadi armada 'Malang Fire Fighter City Tour'.

Tak pelak, arak-arakan manten ini berlangsung seru. Masyarakat melihat arak-arakan manten dari pinggir jalan saat empat mobil PMK melintas.

Tingkah masyarakat yang melihat pengantin diarak ini beragam. Ada yang melambaikan tangan, ada yang menyoraki, juga ada yang mengabadikan arak-arakan itu memakai ponsel mereka.

Pengantin yang diarak adalah Anggoro Setyo Pramono (25) dan Novia Nur Eka Saputri (25).

Anggoro adalah salah satu petugas Pemadam Kebakaran Kota Malang.

Minggu (25/3/2018) dia resmi mempersunting pujaan hatinya, Novia. Ia menikahi Novia. Pagi harinya, pasangan ini menjalani akad nikah. Siang harinya, temu manten dan diikuti pengajian nikah.

Keunikan ini terjadi saat proses temu manten. Proses temu manten sebenarnya memakai tradisi Jawa di rumah Novi di Jl Karimun Jawa IV RT 09 RW 02 Kelurahan Kasin Kecamatan Klojen.

Namun sebagai keluarga besar Damkar, Anggoro harus mengikuti tradisi di Damkar.

Anggoro diantar oleh teman-temannya di Damkar Kota Malang, dengan dipimpin Kepala UPT PMK Jose Belo.


Para petugas Damkar memakai baju dinas lapangan Damkar. Sedangkan Anggoro memakai pakaian dinas umum.

Anggoro diantar teman-temannya dari Kantor UPT PMK Jl Bingkil Kota Malang, karena lelaki itu memang tinggal di asrama PMK. Anggoro bersama puluhan petugas Damkar mengendarai empat mobil PMK menuju rumah Novi.


Sesampainya di ujung gang menuju rumah Novi, Anggoro yang didampingi Jose Belo dilepas memakai prosesi 'nozzle pora'.

Nozzle alias nosel, atau secara awam dikenal dengan nama semprotan merupakan senjata petugas Damkar. Pipa di ujung saluran air inilah yang mengarahkan air ketika memadamkan api.

Jika polisi dan tentara memiliki prosesi 'pedang pora', maka petugas Damkar memakai prosesi 'nozzle pora' itu.

Setelah dilepas memakai prosesi 'nozzle pora', Anggoro diantar menemui mempelai pengantin putri dan menjalani tradisi temu manten.

Dari puluhan petugas Damkar itu, ada dua orang yang memakai seragam saat memadamkan api, yakni seragam pemadam yang berwarna oranye terang dilengkapi helm.

Petugas itu juga membawa gancu, alat yang juga dibawa ketika memadamkan api.

"Kalau 'nozzle pora' itu tradisi yang sudah ada di Damkar sejak dulu. Kalau di Damkar Kota Malang sudah tiga kali ini digelar ketika ada anggota yang menikah," ujar Kepala UPT PMK Kota Malang Jose Belo.

Namun ada pembeda dalam rangkaian pernikahan petugas Damkar kali ini. Pembedanya adalah arak-arakan pengantin memakai mobil Damkar lawas.

Baru kali pertama ini, petugas Damkar yang menikah diarak memakai mobil 'blangwir'.

Tentunya pengantin laki-laki dan perempuan yang diarak.

"Kalau arak-arakan baru kali pertama ini. Dan baru diawali di Malang. Meskipun di sejumlah negara lain seperi Belanda juga Amerika, kalau ada pemadam kebakaran menikah, pengantinnya akan diarak mengendarai mobil pemadam," imbuh Belo.

Anggoro dan Novi tentunya mengaku kaget. Mereka sangat terkejut dengan hadiah dari petugas PMK Kota Malang, berupa arak-arakan manten itu.

"Sangat terkejut tentunya, karena baru tadi pagi diberitahu kalau akan diarak. Ndredeg meskipun pede (percaya diri) saja," ujar Anggoro.

Setelah temu manten dan pengajian nikah selesai, pengantin diarak mengendarai mobil blangwir.

Pengantin diarak melewati rute yang selama ini dipakai untuk 'Malang Fire Fighter City Tour' antara lain melewati Alun-Alun Merdeka Malang, Jl Majapahit, Balai Kota Malang, Jl Basuki Rahmat dan kembali ke Kantor PMK di Jl Bingkil.

Anggoro mengaku gembira, meskipun berdebar-debar karena diarak keliling kota dan disaksikan banyak orang.

Sementara sang istri, Novi memilih berkomentar pendek. 'Isis (sejuk) karena senyum dan tertawa terus menyapa warga di tepi jalan.

Senang juga, hitung-hitung ikut mengenalkan pariwisata Kota Malang, salah satunya berwisata dengan mobil pemadam lawas," ujar Novi.

Meskipun empat mobil pemadam dipakai berkeliling kota untuk mengarak pengantin, bukan berarti tidak ada yang bersiaga di Kantor PMK.

Lima mobil lain disiagakan, begitu juga dengan petugas jaga di kantor tersebut. Mereka akan siap bergerak ketika ada kebakaran.

Dua dari empat mobil yang dipakai mengarak pengantin adalah mobil 'blangwir' yang dua bulan terakhir melayani wisata keliling kota memakai mobil pemadam lawas itu.

Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==