Sampah Muara Angke Mencapai 50 Ton


Sebanyak 50 ton sampah telah diangkut dari kawasan konservasi hutan mangrove yang berada di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. Dalam tiga terakhir, total sampah yang berhasil diangkut dari kawasan ini mencapai 50 ton.

Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu mengaku 50 ton sampah itu telah diambil dan diangkut ke Bantar Gebang, Bekasi dari Sabtu (17/3) hingga Senin (19/3) siang ini.

"Sabtu itu 19 ton, kemarin 15 ton, dan hingga siang ini sudah ada 16 ton yang diangkut," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Yusen Hardiman saat ditemui CNNIndonesia.com di kawasan Konservasi hutan mangrove, Muara Angke, Jakarta Utara.

Jadi Hutan Mangrove Yusen melanjutkan, sampah-sampah yang saat ini berhasil diangkut itu merupakan sampah rumah tangga yang terdiri dari sampah plastik, botol minuman kemasan, hingga sampah lainnya yang memang tidak ramah lingkungan.

"Iya sampah plastik itu paling dominasi, banyak sekali," katanya.

Sementara, untuk sampah organik diakui Yusen akan dibiarkan karena berguna untuk pembibitan hutan mangrove.

"Yang diambil memang sampah yang susah daur ulang, plastik. Lima puluh ton sampah plastik itu," tegasnya.

Lebih lanjut, Yusen juga mengaku fenomena penumpukan sampah di pesisir utara Jakarta, tepatnya di pinggiran hutan mangrove ini baru pertama kali terjadi.

Tahun-tahun sebelumnya tumpukan sampah tak pernah sampai menggunung di sisi hutan mangrove yang akan dijadikan tempat budidaya ikan.

"Ini tahun ini pertama kali, sebelumnya tidak pernah. Ini angin kencang, rob, dan memang sampah laut yang juga semakin banyak," kata dia.

Dari pantauan CNNIndonesia.com di lokasi tumpukan sampah berupa botol dan plastik masih menyebar di atas permukaan air hutan mangrove. Bahkan, sampah-sampah itu bisa digunakan untuk berjalan kaki saking banyak dan penuhnya.

Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==