David Beckham Diajari Bahasa Jawa oleh Siswi SMP di Semarang



Kunjungan legenda hidup Manchester United David Beckham selama dua hari di Kota Semarang menjadi momen tak terlupakan bagi Sri Pundati (15). Siswi kelas IX SMP 17 Semarang itu beruntung bisa berbincang langsung dengan Beckham, bahkan sempat mengajari dia berbahasa Jawa.

Sebagai duta kehormatan Badan PBB untuk Urusan Pendidikan dan Budaya atau UNICEF, Beckham mendatangi langsung rumah Sri.

"Beckham datang ke rumah pukul dua siang. Kita saling tanya jawab dan becerita banyak hal, khususnya terkait cita-cita saya, " kata Sri ditemui VIVA di sekolahnya, Rabu, 28 Maret 2018.

Satu momen yang tak terlupa bagi putri pasangan Yunani dan Sarjono itu adalah ketika Beckham meminta diajari bahasa Jawa. Pesepakbola yang dikenal rendah hati itu begitu antusias kala Sri mengajarinya beberapa istilah Jawa.

"Beckham saya ajarin bahasa Jawa, tapi ngomongnya lucu. Makanya difoto kita ketawa-tawa. Dia tak ajarin kata 'Rak Popo' sama 'matur nuwun'," ujarnya.

Saking spesialnya, Beckham bahkan secara khusus mengunggah momen bercengkrama dengan Sri di akun Instagram @davidbeckham. Nampak sejumlah foto yang memperlihatkan Sri dan Beckham bercanda dan terlihat akrab.

"Saya kaget kalau fotonya di-upload David Beckham di Instagram. Teman-teman ngasih tahu dan saya sempat komen juga," imbuh gadis yang punya cita-cita bekerja di UNICEF itu.


David Becham dan Sri Pundati
Beckham terus memberikan dukungan kepada Sri agar terus bersemangat mengejar cita-cita. Pria bertato itu bahkan sempat menceritakan bahwa di masa kecilnya  perna di-bully oleh teman-temannya.

"Dia bilang kamu harus fight. Dia cerita masa kecilnya juga, kata teman-temannya, dia pendiam kurus dan enggak bisa main bola. Tapi akhirnya dia bisa buktikan kalau akhirnya bisa menjadi pesebakbola terkenal," katanya menceritakan.

Agen Perubahan

Kepala SMPN 17 Semarang, Hariyanto menambahkan, Sri merupakan tim agen perubahan anti bullying di sekolahnya. Sebagai agen yang dinaungi UNICEF, Sri diketahui merupakan korban bullying sewaktu dirinya masih duduk di bangku SD. Namun kini ia dan teman-temannya fokus dalam kegiatan anti bullying di sekolah.

Sri merupakan anak dari keluarga kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai tukang batu, sementara ibunya bekerja sebagai buruh di pabrik sarang burung walet. Satu siswa lain yang dikunjungi Beckham yakni Ego Yulianto. Seperti Sri, ia juga bernasib sama yang memiliki latar belakang tidak mampu yang hidup bersama neneknya.

"Saat kita kirimkan CV nya ke UNICEF, dua anak itu membuat rasa penasaran Beckham. Akhirnya Beckham memilih keduanya untuk dikunjungi, " katanya. (ren)

Sumber
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==